Kondisi penyakit dari paru yang obstruktif kronik mempengaruhi kemampuan pasien untuk bernapas dengan normal. Namun, ada beberapa latihan untuk PPOK yang masih aman dilakukan secara rutin. Jenis latihan pernapasan ini paling cocok untuk pasien paru-paru kronis. Namun tentunya setiap penderita PPOK memiliki kemampuan fisik yang berbeda-beda saat berolahraga. Terus dengarkan sinyal tubuh dan konsultasikan dengan spesialis sebelum berolahraga.
Latihan untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Gejala penyakit paru obstruktif kronik biasanya meliputi sesak dada, sesak napas, mengi, dan penumpukan lendir di paru-paru. Salah satu cara untuk mencegah PPOK semakin parah adalah dengan melakukan latihan pernapasan. Apa saja jenisnya?
Teknik Pernapasan Bibir Mengerucut
Juga dikenal sebagai pursed lip breathing, teknik ini aman dilakukan 4-5 kali sehari. Manfaatnya banyak, mulai dari mempermudah pernapasan, melepaskan udara yang terperangkap di paru-paru, media relaksasi, dan mengurangi gejala sesak napas. Pernapasan harus lambat, tidak dipaksakan. Latihan pernapasan ini sangat cocok dilakukan saat pasien paru-paru kronis melakukan aktivitas berat, seperti menaiki tangga.
Pernapasan Terkoordinasi
Saat gejala sesak napas muncul, penderita paru-paru kronis secara alami akan panik dan menahan refleks pernapasannya. Untuk menghindari hal ini, latihan yang disarankan untuk PPOK adalah pernapasan terkoordinasi. Teknik ini terkoordinasi, yaitu memusatkan perhatian pada embusan napas selama bagian berat dari suatu gerakan. Selain itu, pernapasan terkoordinasi juga bisa dilakukan saat Anda merasa cemas karena sesak napas.
Tarik napas dalam-dalam
Manfaat utama dari pernapasan dalam adalah untuk mencegah udara terperangkap di paru-paru. Bila ini terjadi, pasien paru-paru kronis rentan mengalami sesak napas. Tidak hanya itu, teknik ini juga membantu untuk mendapatkan udara segar sebanyak mungkin. Gabungkan napas dalam ini dengan latihan pernapasan lain yang hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menyelesaikannya. Idealnya, teknik ini bisa dicoba 3-4 kali sehari.
Batuk terengah-engah
Bagi pasien paru-paru kronis yang memiliki keluhan penumpukan lendir di paru-paru, teknik batuk bisa menjadi teknik pernapasan yang tepat. Berbeda dengan batuk biasa, batuk tidak akan membuat penderita lelah. Hal ini penting agar Anda tidak merasa kewalahan saat membersihkan lendir yang menumpuk.
Pernapasan Diafragma
Ketika seseorang bernafas, otot yang paling penting adalah diafragma. Pada pasien paru-paru kronis, mereka cenderung menggunakan otot-otot di leher, bahu, dan punggung.
Dibandingkan dengan 4 latihan untuk PPOK lainnya, teknik ini sedikit lebih rumit. Jadi ada baiknya Anda memulainya secara perlahan hingga Anda terbiasa sebelum melakukannya secara rutin. Bahkan, kemungkinan sesak napas juga jauh lebih kecil. Ini juga akan meningkatkan kualitas hidup.